Jumat, 11 Januari 2013

indonesia libur



Negari Sejuta Wisata
Libur semester genap sudah di depan mata. Para mahasiswa biasanya memilih lokasi liburan yang menarik untuk dikunjungi. Hal ini dilakukan untuk melepas penat setelah satu semester sibuk dengan kuliah.
Memilih tempat liburan tak perlu sampai ke luar negeri. Tanpa disadari, tanah air indonesia menawarkan sejuta pesona yang tak kalah menarik dengan negara-negara tetangga. Beberapa tempat menarik yang dapat didatangi untuk liburan terdapat di pulau jawa. Bagi yang suka sejarah, belanja, dan wisata kuliner bisa berkunjung ke jogjakarta, semarang, surabaya, bandung dan solo. Bagi yang suka wisata alam pegunungan, beberapa gunung di pulau jawa memberikan sejuta pesona keindahannya. contoh gunung bromo yang dapat membius pengunjung tanpa batas dan gunung semeru yang ada di Malang. Gunung yang sering disebut sebagai surganya para pendaki ini memperlihatkan pesona yang sangat menawan dengan adanya ranu kumbolo di tengah gunung dan padang eidelweis serta padang lavender di oro-oro ombo. Di pulau jawa juga banyak pantai yang memperona patut untuk dikunjungi. Seperti yang ada di karimun jawa serta beberapa pantai yang ada di jogjakarta.
Untuk memacu adrenalin, refting juga dapat dijadikan pilihan yang lain. Contoh tempat refting yang ada di jawa tengah yaitu sungai serayu (banjarnegara), dan sungai elo (magelang).

















b �

Rabu, 05 September 2012

wanita

KETENANGAN HATI AKAN MEMBAWA KEDAMAIAN JIWA. SUATU SAAT KETIKA AKU TELAH SIAP UNTUK MENJALANI KEHIDUPAN YANG BARU DENGAN SEGALA SITUASI DAN KONDISI YANG BERBEDA DARI YANG SEBELUMNYA. DENGAN SEMUA ILMU YANG AKU DAPAT, ILMU YANG AKU PELAJARI PASTINYA LEBIH MEMANTAPKAN JALAN YANG AKAN  AKU TEMPUH.
HALANG RINTANG TELAH BANYAK AKU TEMUI DI KEHIDUPAN KU INI. MULAI DARI YANG SANGAT  RINGAN HINGA YANG SANGAT BERAT. NAMUN AKU TETAP PERCAYA BAHWA DI DEPAN SANA MASIH BANYAK UJIA DAN RINTANGAN YANG LEBIH BERAT DAN LEBIH BESAR. MAKA, JANGAN BERBANGGA HATI DAHULU, JANGAN SOMBONG, JANGAN MUDAH MENYERAH, JANGAN RAGU, JANGAN MINDER,JANGAN MUDAH KALAP. JADILAH WANITA YANG TANGGUH,WANITA YANG MANDIRI, WANITA YANG SUPER, WANITA YANG TAHAN BANTING,WANITA YANG RENDAH HATI, WANITA YANG BIJAKSANA, WANITA YANG PEMURAH,  DAN WANITA YANG SOLEKHAH,,,
INGAT WANITA YANG BAIK, AKAN MENDAPATKAN PRIA YANG BAIK PULA, DAN WANITA YANG BURUK AKAN MENDAPATKAN PRIA YANG BURUK PULA
AKU DICIPTAKAN TIDAK UNTUK BERSEDIH,, NAMUN AKU DICIPTAKAN UNTUK SELALU MEMBUAT KEBAHAGIAAN UNTUK BANYAK ORANG DI SEKITAR MU....
APA ADANYA SAJA...
JANGAN SERING BERHARAP SESUATU YANG SULIR UNTUK KAMU RAIH.. BOLEH BERMIMPI SETINGGI-TINGGINYA, TAPI INGAT BAHWA SEMUA YANG MENENTUKAN ADALAH ALLOH SWT.
KEEP SPIRIT ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,......
KEEP SMILE,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,...........
:-D
THANKS TO ALLOH,,,,,,,,,,,,



         ASEKKK

Rabu, 18 Juli 2012

laporan pembuatan alat viskositas


LAPORAN PEMBUTAN ALAT PERAGA FISIKA
VISKOSITAS
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Laboratorium Fisika Pendidikan
Dosen Pembimbing: Nur Khoiri,S.Pd. M.T. M.Pd






Disusun oleh :
1.                       Mayda Oka H.     (09330195)
2.                       Riyanti                 (09330204)
3.                       Septin Dian P.      (09330206)
4.                       Yusida Noviani    (09330213)
5.                       Galuh Pravitasari (09330216)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IKIP PGRI SEMARANG
2012

A.    Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang No.2 tahun 1989 tentang pendidikan Nasional, serta PP No.60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi bahwa pendidikan tinggi terdiri atas pendidikan akademik dan pendidikan profesional. Pendidikan akademik merupakan pendidikan yang diarahkan terutama pada penguasaan ilmu pengetahuan, sedangkan pendidikan profesional merupakan pendidikan yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan suatu bidang keahlian tertentu.
Program studi pendidikan fisika IKIP PGRI Semarang merupakan salah satu perguruan tinggi yang lebih mengarah pada pendidikan akademik. Dimana diarahkan pada penguasaan ilmu pengetahuan. Sebagai calon-calon pendidik mahasiswa harus mempunyai pengetahuan dalam segala bidang. Terutama dalam bidang fisika. Seperti yang kita tahu bahwa ilmu fisika tidak hanya sebatas ilmu murni saja. Namun pada penerapnnya semakin hari semakin maju dan semakin banyak teknologi yang dihasilkan. Perkembangan zaman mengakibatkan perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat signifikan. Sehingga ilmu fisika semakin kompeks dan luas.
Adanya perkembangan teknologi, calon pendidik harus mempunyai inisiatif dan kreativitas baru untuk menjelaskan konsep-konsep fisika yang mudah dimengerti dan dipahami peserta didiknya. Maka dari hal tersebut kami membuat alat praktikum fsika untuk menjelaskan perbedaan viskositas pada zat cair.
Sebagai mana yang telah kita ketahui, viskositas atau kekentalan merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Yang dimaksud dengan fluida adalah gaya gesekan internal fluida (internal = dalam). Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling gesek menggesek ketika fluida tersebut mengalir. Pada zat cair Viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesil (gaya tarik menarik antara molekul sejenis) sedangkan dalam zat gas viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul.
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir contohnya adalah air. Sebaliknya fluida yang lebih kental, lebih sulit mengalir, sebagai contoh minyak goreng, oli, madu. Tingkat kekentalan suatu fluida juga tergantung pada suhu semakin tinggi suhu zat cair, semakin kental zat cair tersebut. Perlu diketahui, bahwa Viskositas atau kekentalan Cuma ada pada fluida riil. Yang dimaksud fluida riil adalah fluida yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Seperti air, sirup, oli, asap knalpot.
Dari pemaparan tersebut, kami mempunyai ide untuk membuat alat praktikum viskositas dengan memperlihatkan adanya perbedaan kekentalan pada beberapa zat cair. Yaitu pada air mineral, sirup, minyak goreng, dan oli.

B.     Dasar Teori
Viskositas atau kekentalan merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Yang dimaksud dengan fluida adalah gaya gesekan internal fluida (internal = dalam). Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling gesek menggesek ketika fluida tersebut mengalir. Pada zat cair viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesil (gaya tarik menarik antara molekul sejenis) sedangkan dalam zat gas viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul.
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir contohnya adalah air. Sebaliknya fluida yang lebih kental, lebih sulit mengalir, sebagai contoh minyak goreng, oli, madu. Tingkat kekentalan suatu fluida juga tergantung pada suhu semakin tinggi suhu zat cair, semakin kental zat cair tersebut. Perlu diketahui, bahwa Viskositas atau kekentalan hanya ada pada fluida riil. Yang dimaksud fluida riil adalah fluida yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Seperti air, sirup, oli, asap kenalpot.

Koefisien Viskositas
Viskositas fluida dilambangkan dengan symbol h (eta). Jadi tingkat kekentalan suatu fluida dinyatakan oleh koefisien viskositas bisa dinyatakan dengan persamaan. Lapisan fluida tipis ditempatkan diantara dua pelat sejajar. Lapisan fluida tipis ditempatkan diantara. Kohesi adalah gaya tarik menarik antara molekul tidak sejenis. Gaya adhesi bekerja antara pelat dan lapisan fluida yang menempel dengan pelat (molekul fluida dan molekul pelat saling tarik-menarik). Sedangkan gaya kohesi bekerja diantara selaput fluida (molekul fluida saling tarik menarik). Perubahan kecepatan lapisan fluida (V) dibagi jarak terjadinya perubahan (â„“) = V   .  V  dikenal dengan gradient kecepatan. 
   I       I
Pelat yang berada disebelah atas dapat bergerak karena adanya gaya tarik menarik (F). Untuk fluida tertentu, besarnya gaya tarik yang dibutuhkan berbanding lurus dengan luas fluida yang menempel dengan pelat (A), laju fluida (V) dan berbanding terbalik dengan jarak â„“.      
 Secara matematis dapat ditulis F ~ AV  →……… (1).
 â„“
       Tingkat kekentalan fluida dinyatakan dengan koefisien Viskositas. Jika fluida makin kental maka gaya tarik yang dibutuhkan juga makin besar. Dalam hal ini, gaya tarik berbanding lurus dengan koefisien kekentalan. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
                        F ~ h ……… (2)
Disubstitusikan persamaan 1 ke persamaan ke 2
                        F ~ h AV → ………(3)
                                    â„“
Persamaan 3 dapat ditulis sebagai berikut :
                    F       = h AV
                                      â„“
                      F.â„“       = h AV
                           h      = Fâ„“
                                       AV

Dengan :
h = Koefisien Viskositas (Ns/m2) = Pa . S
F = Gaya
                            â„“ = Jarak
 A=Luas Permukaan
 V = Laju
 ~ = Sebanding







Persamaan Poiseuille
Persamaan Poiseuille ini kita turunkan menggunakan bantuan persamaan koefisien Viskositas yang telah diturunkan sebelumnya. Ketika menurunkan persamaan koefisien viskositas, terlebih dahulu meninjau aliran lapisan fluida riil antara 2 pelat sejajar dan fluida tersebut bisa bergerak karena gaya tarik (F).
F = h AV
            â„“
Karena fluida bisa mengalir akibat adanya perbedaan tekanan (fluida) mengalir dari tempat yang tekanannya tinggi ke tempat yang tekanannya rendah, maka F diganti dengan
P1 – P2  (P1 ) P2) . (P1 – P­) = h AV …………… (i)
                                                                           â„“
Pada percobaan bola kecil dijatuhkan ke dalam cairan yang hendak di ukur angka kekentalannya. Bola tersebut mula-mula akan mengalami percepatan karena gaya beratnya. Tetapi karena sifat kekentalan cairan besar, percepatan ini makin berkurang dan akhirnya nol. Pada saat tersebut, kecepatan ini makin berkurang dan disebut “Kecepatan Terminal”. Hubungan antara kecepatan terminal dengan angka kekentalan dapat diperoleh dari Hukum Stokes :
               
  Vm = 2r2g  (r - r0)……………. (1)
                                h
Dimana :
Vm = Kecepatan terminal (cm/at)
h       = Angka kekentalan
 r    = Jari-jari bola
 g    = Percepatan gravitasi bumi (cm/at2)
 r    = Rapat massa bola (gr/cm3)
 r0   = Rapat massa cairan (gr/cm3)

Pada persamaan 1 dianggap bahwa diameter tabung relatif sangat besar dibanding dengan diameter bola. Bila perbandingan kedua diameter tersebut tidak terlalu besar perlu ditambah faktor koreksi terhadap persamaan tersebut, yaitu :
                      F = ( 1 + 2,4 r  )
                                           R
Dengan :
 r = Jari-jari tabung bagian dalam
 R = 1,76 cm
Sehingga persamaan 1 menjadi
                                   h = m (r . r0)   ..................... (2)
                                        F.Vm
Dengan :
F = (1 + 1,36 r)
 m = 2
        g
Dengan demikian bila harga r dan r0 diketahui, sedangkan harga r dan Vm diukur, maka harga h dapat dari persamaan 2.
Ketika menurunkan persamaan koefisien viskositas, kita meninjau aliran lapisan fluida riil antara 2 pelat sejajar. Setiap bagian fluida tersebut mengalami perubahan kecepatan teratur sejauh â„“. Untuk kasus ini laju aliran fluida mengalami perubahan secara teratur dari sumbu tabung sampai ke tepi tabung. Fluida yang berada di sumbu tabung mengalir dengan laju (V) yang lebih besar semakin ke pinggir, laju fluida semakin kecil. Jari-jari tabung = jarak antara sumbu tabung dengan tepi tabung = R. Jarak antara setiap bagian fluida dengan tepi tabung = r. Karena jumlah setiap bagian fluida itu sangat banyak dan jaraknya dari tepi tabung juga berbeda-beda, maka kita cukup menulis :
V1 = Laju fluida yang berada pada jarak r1 dari tepi tabung (r1 = R)
V2 = Laju fluida yang berada pada jarak r2 dari tepi tabung (r2 < r1)
V3 = Laju fluida yang berada pada jarak r3 dari tepi tabung (r3 < r2 < r1)
V4 = Laju fluida yang berada pada jarak r4 dari tepi tabung (r4 < r3 < r2 < r1)
Vn = Laju fluida yang berada pada jarak rn dari tepi tabung (rn < ….. r4 < r3 < r2 < r1).
Jumlah setiap bagian fluida sangat banyak dan kita juga tidak tahu secara pasti berada jumlahnya yang sebenarnya, maka cukup ditulis dengan symbol n. Setiap bagian fluida mengalami perubahan laju (V) secara teratur, dari sumbu tabung (r1 = R) sampai tepi tabung (rn). Dari sumbu tabung (rn) laju setiap bagian fluida makin kecil (V1 > V2 > V3 > V4 ….. > Vn). Cara praktis untuk menentukan terjadinya persamaan perubahan laju aliran fluida riil dalam tabung adalah menggunakan kalkulus. Dari penjelasan diatas mempunyai gambaran bahwa dari R ke rn, laju fluida semakin kecil.
Panjang pipa = L, maka akan diperoleh persamaan :
   (P1 – P2) = h V DL       ……………….. (ii)
                        (R2 – r2)
Karena yang kita tinjau adalah laju (V) aliran fluida, maka persamaan 2 menjadi
    h DL = (P1 – P2) (R2 – r2)
                     V  = (P1 – P2) (R2 – r2)
                                       4 hL
                            V  = (R2 – r2) (P1 – P2) …………… (iii)
                                        4h           L
Persamaan laju aliran fluida pada jarak r dari pipa yang berjari-jari R. Perlu diketahui bahwa fluida mengalir dalam pipa, sehingga perlu meninjau laju aliran volume fluida tersebut.

Fluida
Temperatur (o C)
Koofisien Viskositas
Air
0
1,8 x 10-3
20
1,0 x 10-3
60
0,65 x 10-3
100
0,3 x 10-3
Darah (keseluruhan)
37
4,0 x 10-3
Plasma Darah
37
1,5 x 10-3
Ethyl alkohol
20
1,2 x 10-3
Oli mesin (SAE 10)
30
200 x 10-3
Gliserin
0
10.000 x 10-3
20
1500 x 10-3
60
81 x 10-3
Udara
20
0,018 x 10-3
Hidrogen
0
0,009 x 10-3
Uap air
100
0,013 x 10-3

C.    Alat dan Bahan
1.    Kayu
2.    Kaca
3.    Lem kaca
4.    Gliserin
5.    Oli
6.    Minyak
7.    Air mineral
8.    Kelereng putih

D.    Prosedur pembuatan alat
1.    Potong kaca dengan alat potong
2.    Tempelkan kaca dengan bentuk persegi panjang kotsk
3.    Tempelkan kscs pada kerangka putar
4.    Isi masing-masing dengan cairan air, minyak goreng, gliserin, dan oli.
5.    Pasang kerangka putar pada kayu penyangga.

E.     Skema alat









F.     Pembahasan
Pada pembuatan alat ini kami meggunakan bahan yang mudah di cari. Antara lain kayu dan kaca untuk membuat aquarium. Bahan yang digunakan untuk perbandingan viskositasa atau kekentalannya antara lain minyak, oli, gliserin dan air mineral biasa. Disini kami membandingkan empat zat cair yang massa jenisnya berbeda-beda. Selain itu juga dilihat dari kekentalan pada setiap zat cair tersebut berbeda-beda.
Untuk membuktikan adanya perbedaan kekentalan dari keempat zat tersebut kami menggunakan kelereng yang berwarna putih dimasukan kedalam cairan yang telah di masukan ke dalam kaca aquarium yang sudah di rangkai sedemikian rupa, hingga tidak bocor.
Terlihat bahwa bahan yang mempunyai kekentalan tinggi, kelereng akan jatuh perlahan dan sangat pelan sehingga kelereng akan sampai ke dasar sangat lama. Kerena gaya gesek yang ditimbulkan zat tersebut besar. Berbeda dengan zat cair yang viskositasnya kecil. Kelereng akan jatuh cepat sampai dasar kaca. Hal ini karena gaya gesek yang ditimbulkan zat cair tersebut kecil.
Dari keempat zat cair tersebut, yang mempunyai viskositas terbesar adalah pada gliserin yang mempunyai koefisien viskositas sebesar 1500 x 10-3. Dapat dilihat dari tabel hasil percobaan dibawah ini :
Bahan
Temperatur
Koefisien viskositas
Gliserin
20o
1500 x 10-3
Oli
20o
200 x 10-3
Minyak
20o

Air
20o
1,8 x 10-3

Karena kekentalan air murni sangat kecil, jadi air berada diurutan yang paling bawah. Disini terbukti bahwa tidak semua zat cair mempunyai kekentalan atau viskositas yang sama, tetapi berbeda-beda. Koefisien viskositas juga tergantung oleh temperatur. Semakin besar temperatur suatu tempat, maka semakin kecil viskositas zat tersebut.

G.    Simpulan dan saran
1.        Simpulan
Pembuatan alat viskositas dari kelompok kami berhasil. Dengan menggunakan bahan zat cair berupa air, minyak, oli dan gliserin. Terbukti bahwa gliserin mempunyai koefesien viskositas yang paling besar dibandingkan dengan zat cair lainnya.
2.        Saran
1.      Untuk membuat alat ini, membutuhkan kesabaran dan keuletan. Karena sering terjadi kebocoran pada sisi-sisi kaca yang hanya ditempel dengan lem kaca saja.
2.      Gunakan bahan zat cair yang terang, sehingga kelereng yang digunakan untuk membuktikan besar koefesien viskositas dapat terlihat dengan jelas.









Daftar pustaka